Guyonan Gus Dur Mengandung Kritik Sosial dan Filsafat
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal sebagai sosok yang humoris. Ia kerap melontarkan guyonan baik dalam acara santai maupun formal. Terkadang, lelucon yang disampaikan juga berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat.
"Jadi joke-joke itu sendiri memang disenangi oleh masyarakat kita," kata sosiolog UI, Musni Umar, saat berbincang lewat telepon, Minggu (3/1/2010) malam.
Musni menilai, guyonan ala Gus Dur berdampak secara sosiologis pada publik. Kondisi masyarakat yang masih belum bisa menerima kritikan secara langsung, bisa disalurkan lewat guyonan.
Sebagai contoh, salah satu guyonan Gus Dur yang paling terkenal adalah tentang pejabat kepolisian. Saat itu Gus Dur berkata, hanya ada 3 polisi yang tidak bisa disuap. Mereka adalah mantan Kapolri Hoegeng, polisi patung, dan 'polisi tidur'.
"Joke itu mampu merefleksikan apa yang ada di masyarakat kita sesungguhnya. Ketimbang secara terus terang mengkritik habis-habisan. Ini lebih mengena," urainya.
Guyonan Gus Dur juga diyakini mengandung makna filosofis yang mendalam dalam sendi kehidupan masyarakat. Sepintas, apa yang terlontar dari mulut Gus Dur akan terkesan kontroversial. Namun, apabila difikirkan secara mendalam, ucapan mantan Presiden RI ke 4 itu sesungguhnya bertujuan untuk kebaikan.
"Ada hal-hal yang kontroversial untuk zamannya. Tapi saat kita fikirkan lagi sekarang, ternyata memang benar apa yang dikatakan Gus Dur waktu itu," paparnya.
Langkah Gus Dur dalam memberi kritik patut ditiru. Terutama oleh para politisi negeri ini. Sindiran dengan cara halus lewat guyonan tidak akan membuat pihak lain tersinggung. Apalagi emosional.
"Dengan cara itu, misi bisa tercapai tapi tidak terasa menyakitkan. Karena tidak mungkin di negara demokrasi tidak ada kritik," pungkasnya.
Apa bedanya Gus Dur, Pak Harto, Bung Karno dan Habibie?
BUNG KARNO = disukai perempuan
PAK HARTO = ditaklukkan perempuan
PAK HABIBIE = disangka perempuan
GUS DUR = digandeng perempuan
BUNG KARNO = bukan militer, tapi penampilan militer.
PAK HARTO = bekas militer, mengembangkan tradisi militer
PAK HABIBIE = dekat militer, dilindungi militer
GUS DUR = bukan militer, tapi punya militer swasta (Banser NU)
BUNG KARNO = memancing wanita
PAK HARTO = memancing ikan
PAK HABIBIE = memancing amarah mahasiswa
GUS DUR = memancing tawa siapa saja
BUNG KARNO = dimanfaatkan komunis
PAK HARTO = dimanfaatkan putera-puterinya
PAK HABIBIE = dimanfaatkan konco-konconya
GUS DUR = dimanfaatkan tukang pijatnya
BUNG KARNO = bingung memilih perempuan.
PAK HARTO = tidak pernah bingung
PAK HABIBIE = berpemampilan seperti orang bingung
GUS DUR = suka membuat bingung orang lain
BUNG KARNO = menciptakan keamanan dan persatuan bangsa
PAK HARTO = menciptakan kemakmuran bangsa dan keluarganya
PAK HABIBIE = menciptakan demontrasi dan perpecahan bangsa
GUS DUR = menciptakan partai kebangkitan bangsa
BUNG KARNO = jarang sekali jalan-jalan
PAK HARTO = suka jalan-jalan>
PAK HABIBIE = bisa jalankan pesawat
GUS DUR = sudah jalan susah, suka jalan-jalan ke Luar Negeri
BUNG KARNO = dapat ilmu dari pengalaman
PAK HARTO = dapat ilmu dari SD>
PAK HABIBIE = dapat ilmu dari Jerman
GUS DUR = dapat ilmu dari langit
BUNG KARNO = prinsipnya : Merdeka atau Mati>
PAK HARTO = prinsipnya : Lebih baik sakit dari pada dipenjara
PAK HABIBIE = prinsipnya : kemajuan dengan penguasaan teknologi
GUS DUR = begitu saja koq repot.....